Sabtu, 02 Juli 2011

PPGD

Sehari-hari dimana saja dan kapan saja, tidak jarang kita jumpai berbagai macam kecelakan, dengan akibat luka ringan maupun berat. Menilik dari hal tersebut, diharapkan kita dapat menguasai dan menerapkan pengetahuan tentang pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan.

Prinsip dan tujuan dilakukannya PPGD adalah :

1. Menyelamatkan kehidupan

2. Mencegah keadaan menjadi lebih buruk

3. Mempercepat kesembuhan

First responder harus menguasai lima kemampuan dasar yaitu :

• Menguasai cara meminta bantuan pertolongan

• Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)

• Menguasai teknik menghentikan perdarahan

• Menguasai teknik memasang balut-bidai

• Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi


Langkah-langkah Dasar

Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D (Airway -Breathing – Circulation – Disability ). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat

Algortima Dasar PPGD

1. Ada pasien tidak sadar

2. Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong

3. Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong

4. Cek kesadaran pasien

a. Lakukan dengan metode AVPU

b. A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V

c. V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di telinga korban ( pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang atau menyentuh pasien ), jika tidak merespon lanjut ke P

d. P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan juga areal diatas mata(supra orbital)

e. U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive

5. Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon ambulans (118) dengan memberitahukan :
a.Jumlah korban
b.Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin ( ex: lelaki muda atau ibu tua)
d.Tempat terjadi kegawatan ( alamat yang lengkap)

6. Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian atas agar dada terlihat

7. Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala sejajar dengan bahu pasien

8. Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a.Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b.Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari sepeda motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian leher

9. Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera pada tulang
belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat berbahaya karena disini
tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital manusia (bernapas, denyut jantung)

.... untuk materi lebih lengkap bisa download di sini

NAVDAR

TEKNIK DASAR NAVIGASI DARAT

Pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang penggiat Kegiatan Alam Terbuka selain Survival dan Manajemen perjalanan seperti telah diurikan pada posting sebelumnya adalah pengetahuan tentang Navigasi Darat.

NAVIGASI adalah cara menentukan kedudukan dan arah lintasan secara tepat dimana orang yang melakukannya disebut NAVIGATOR. kata Navigasi sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu yang terdiri dari dua kata : NAVIS yang artinya Kapal/perahu dan AGASI yang artinya Mengarahkan

Dari pengertian tersebut, di atas, kita dapat mengetahui bahwa pada awalnya navigasi digunakan hanya pada pelayaran, dengan tujuan untuk mengarahkan perahu agar tepat pada rute perjalanan yang direncanakan. Setelah mengalami perkembangan demi perkembangan, akhirnya NAVIGASI dapat digunakan untuk di darat bahkan di udara dengan tujuan yang tidak jauh berbeda dari asalnya yaitu menentukan kedudukan dan arah lintasan secara tepat

Untuk memahami Teknik Dasar Navigasi darat, ada beberapa bagian yang akan kita pelajari di mana bagian-bagian ini mutalk harus kita kuasai baik dalam bentuk teori maupun praktek di lapangan. Untuk itu dalam posting kali ini, saya membagi materi Navigasi Darat menjadi 2 bagian.

Pada posting Bagian pertama ini kita akan membahas tentang pemahaman Pemetaan, Kompas dan penentuan koordinat, sedangkan pada posting bagian ke dua kita akan lebih fokus pada penghitungan-penghitungan Sudut Peta Magnetis (SPM), Penomoran Peta, Lembar Bagian Derajat (LBD), Jalur Baian Derajat (JBD) dan Konversi koordinat dari Koordinat Topografis menjadi Koordinat Geografis

PETA

Peta adalah Gambaran permukaan fisik bumi yang diproyeksikan pada bidang datar dengan ukuran yang diperkecil dan menggunakan perbandingan skala yang akurat, agar penggunanya mendapat gambaran dan informasi yang tepat mengenai daerah/medan dalam peta tersebut.

JENIS PETA

PETA GEOGRAFI :

Peta yang memuat informasi fisik bumi dan dibuat dalam skala kecil ( 1 : 1.500.000 dll) contoh: Atlas

PETA TEKNIK :

Peta yang memberikan gambaran tentang informasi penting dalam suatu pekerjaan yang sifatnya teknis, seperti Peta Jaringan Rel Kereta Api, Peta Geologi dll

PETA TEMATIK :

Peta yang memuat informasi tentang tema tertentu. Contoh : Peta Lahan Pertanian, Peta Kepadatan Peduduk dll

PETA TOPOGRAFI :

Peta yang digunakan untuk kepentingan navigasi, karena memuat informasi yang lengkap mencakup 4 ciri yaitu :

  • Relief permukaan daratan
  • Perairan
  • Vegetasi
  • Hasil Budaya Manusia

Seperti yang telah diuraikan di atas, maka pembahasan dalam Navigasi Darat akan dipersempit pada pengetahuan tentang peta topografi.


IKHTILAF

Disebut juga CONVERGENSI MERIDIAN yaitu penyimpangan sudut arah utara yang timbul karena ada perbedaan arah utara yang ditunjukkan oleh Kutub Utara, Kutub Magnetis dan Peta

IKHTILAF PETA

Adalah sudut yang terbentuk oleh UTARA SEBENARNYA dengan UTARA PETA baik ke Barat maupun ke Timur

IKHTILAF MAGNETIS

Adalah sudut yang terbentuk oleh UTARA SEBENARNYA dengan UTARA MAGNETIS baik ke Barat maupun ke Timur

IKHTILAF UTARA PETA

Adalah sudut yang terbentuk oleh UTARA PETA dengan UTARA MAGNETIS baik ke Barat maupun ke Timur dengan utara peta sebagai patokan

VARIASI MAGNETIS (VM)

Adalah perbedaan antara ikhtilaf magnetis pada waktu-waktu berlainan yang mengalami perubahan karena pengaruh dari rotasi dan revolusi bumi. Perubahan ini selalu diukur dan diperiksa akurasinya setiap 5 tahun

Pada peta topografi, VM biasanyta ditulis di bagian bawah untuk menentukan deklinasi dan VM. Disamping itu dinyatakan pula VM rata-rata tiap tahun.

Untuk mencari Ikhtilaf peta, harus dilihat dekat batas kiri/kanan peta dimana tertulis GRID DECLINATION yang artinya IKHTILAF PETA.

INCREASE & DECREASE

Bila VM bertambah dan makin bertambah tiap tahunnya, maka variasi tersebut dikatakan dengan istilah INCREASE

Bila VM berkurang dan makin berkurang tiap tahunnya, maka variasi tersebut dikatakan dengan istilah DECREASE

Koordinat Peta

Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan system sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.


System koordinat yang resmi dipakai ada dua macam, yaitu :


Koordinat Geografis (Geographical Coordinate/LCO)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (Bujur Barat dan Bujur Timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa, dan garis lintang (Lintang Utara dan Lintang Selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik,seperti 11108’44” BT, 7034’55” LS


Cara membaca koordinat.

Misalkan dicari koordinat titik A,

Untuk bujur = 111000’30” + (2,4 cm / 3,7 cm) x 30” BT = 19,45” = 111000’49,45” BT

Untuk lintang = 07043’00” + (1,7 cm / 3,7 cm) x 30” LS = 13,78” = 07043’13,78” LS



Koordinat Grid (Grid Coordinate/UTM)


Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol ini terletak di sebelah barat Jakarta. Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur. System koordinat mengenal penomoran dengan 4 angka, 6 angka atau 8 angka. Sistem penomeran 4 angka dikenal dengan istilah karvak / bujur sangkar (KV/ BS). Untuk luas karvak adalah 1 km2.

Sistem 4 angka.


Caranya


Tentukan 2 angka terakhir dari garis tegak sebelah kiri dan garis mendatar sebelah bawah untuk daerah yang dimaksud.Untuk menuliskan, sebutkan dulu nomor lembar peta, selanjutnya baru karvaknya, misal LP 49/XLI-D KV 6842.

Jika daerah yang dimaksud melebihi 1 Kv, maka cara penyebutannya misal LP 49/XLI-D KV GT 67-69, GD 41-43.
Keterangan :

GD = Garis Datar

GT = Garis Tegak

LP = Lembar Peta

untuk lebih lengkap bisa download di sini